Old entry
I always love rain. Even though it can be so irritating when you are planning to go out, rain gives you whole new idea of serene.
Sunday is usually an ennui to me. While there is nothing to do and heated in my small rented room, rain is being an oasis in my Sahara. Imagine the sound of rain is exacerbating and replacing the playlist on your phone. You do not have to go the highest peak in Bandung to feel the cold air and just open the window instead.
Some people say rain is floating up the memories that had been buried deep inside. Rain is a window for people taking back what have been passed by. A cup of coffee or hot tea is the best companion to take with you. But emerging into this possession should be taken carefully. You actually live in the real world not the fantasy.
I am so grateful that i live in Bandung where rain is not a rare phenomenon. It is usually at sweet afternoon that rain pours down. Without any hesitation showing its peaceful sound to us.
Rain, how could you?
Akmal's story
Tulisan bebas dari empunya blog.
Rabu, 03 April 2019
Minggu, 18 Desember 2016
Penerimaan Mahasiswa Baru di Indonesia
Saya telah mengenyam pendidikan di Indonesia hampir 12
tahun. Selama itu juga saya sering mengamati apa yang sebenarnya terjadi di
dalam proses mencerdaskan bangsa ini. Pendidikan sejatinya adalah satu komponen
utama dalam pembangunan negara ini. Dengan pendidikan yang tinggi dan
berkualitas. pembangunan yang digadang-gadangkan oleh Indonesia harusnya dapat
menuju hasil yang diharapkan.
Tetapi, di tahun terakhir saya, saya menemukan bahwa sistem pendidikan yang ada
di Indonesia tidak sebaik yang diharapkan oleh banyak orang. Salah satu yang
saya sesali adalah sistem penerimaan mahasiswa baru untuk jenjang perguruan
tinggi. Indonesia memiliki sistem penerimaan mahasiswa baru yang berbeda
tergantung dari status universitas yakni negeri ataupun swasta. Biasanya
universitas negeri akan memiliki 2 sistem penerimaan yakni melalui jalur yang
terpisah dengan pemerintah dan jalur yang dipegang oleh pemerintah. Jalur yang
dipegang oleh pemerintah ini terbagi lagi menjadi 2 bagian yaitu SBMPTN dan
SNMPTN. Kedua sistem ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Sistem SBMPTN
secara utuh menggunakan nilai hasil seleksi bersama sebagai dasar penerimaan sedangkan
SNMPTN menggunakan nilai rapor dan rekam jejak prestasi sebagai komponen
penilaian.
Kedua sistem ini menurut saya sangat efisien dalam menyeleksi siapa yang dapat
mendapatkan kursi dan siapa yang tidak. Waktu yang dibutuhkan relatif cepat dan
biaya bahkan ditanggung oleh peserta seleksi. Namun, saya merasa bahwa kedua
sistem ini sangatlah tidak adil dan memiliki beberapa poin yang seharusnya
dapat diperbaiki. Pada SBMPTN misalnya, nilai hasil tes seleksi yang
dilaksanakan selama 1 hari itu menjadi satu-satunya nilai untuk menentukan
siswa masuk atau tidak. Sangat disayangkan jika pada kesempatan itu siswa
misalnya mengalami sakit atau hambatan sehingga tidak dapat mengerjakan soal
dengan baik. Siswa tersebut harus gagal walaupun kemampuan sebenarnya dapat
lebih dari apa yang telah tertulis di lembar jawaban. Sedangkan siswa yang
mungkin selama 3 tahun belajar tetapi tidak maksimal dalam penyerapan materi
dapat lolos setelah mengejar ketinggalan selama beberrapa bulan. Sistem lain
yakni SNMPTN, sistem yang mengandalkan nilai rapot siswa selama belajar di
bangku SMA dan prestasi yang mungkin dicetak oleh peserta didik. Masalah
kembali muncul ketika para siswa yang semakin ambisus dan kadang lupa pada
sebuah etika dan integritas. Mereka mencari jalan yang efektif serta solutif
untuk meningkatkan performa nilai rapot setiap semester tanpa usaha yang
maksimal.
Kalau kita melihat pendidikan yang ada di negara lain seperti Amerika serikat
atau Inggris yang merupakan favorit saya dalam model pendidikan. Walaupun
pendidikan Amerika serikat yang sama-sama memiliki kacut marut tersebut, masih
terdapat poin-poin yang bisa dikaji. Dengan menitikberatkan pada sistem
penerimaan mahasiswa baru, Amerika memiliki sebuah sistem yang sangat tertata.
Setiap siswa harus mengikuti yang namanya SAT (Scholastic Aptitude Test) untuk
dapat mendaftar pada universitas. SAT yang terdiri dari 2 macam ini, yakni SAT
reasoning (lebih seperti tes analisis, verbal, dan matematika standar) lalu SAT
Subject Test (tes yang menguji mata pelajar tertentu seperti Matematika,
Fisika, dan Kimia). Siswa yang telah mengambil salah satu atau kedua tes
tersebut menyertakan nilainya pada aplikasi pendaftaran disertai dengan essay,
nilai rapor, Lalu ada tahap wawancara face-to-face dengan pihak admission.
Kualitas siswa dalam hal ini kemampuan komunikasi. akademik, dan kepemimpinan
adalah aspek yang menentukan kelulusan siswa ke universitas tersebut.
Kurikulum Inggris yakni Cambridge A Level dipakai di beberapa negara
persemakmuran seperti Singapura dan Sri langka. A level yang merupakan Advanced
Level ini setingkat SMA sedangkan O level atau Ordinary level setingkat dengan
SMP. Ujian Cambridge A Level adalah salah satu komponen untuk memasuki
universitas. Menurut pengalaman saya pribadi, soal-soal Cambridge A Level
memiliki aspek penilaian seperti pemahaman pada konsep serta kemampuan analisis
dengan proporsi yang seimbang. Sehingga siswa akan benar-benar mengembangan
berpikir kritis, kreatif, dan solutif dengan baik. Bahkan nilai ujian akhir mereka
dijadikan salah satu penentu kelulusan dalam seleksi masuk universitas yang
akan disandingkan dengan hasil wawancara bersama pihak penyeleksi.
Mungkin dengan kondisi geografis serta sosial di Indonesia, sistem yang ada
sekarang sudah sangat tepat untuk menyeleksi siapa yang dapat kursi dengan
waktu yang singkat. Walaupun, pemerintah dapat bekerja lebih keras untuk
memikirkan jenis seleksi yang baru, yang benar-benar menyeleksi siswa lebih
baik. Sehingga Indonesia dalam urusan pendidikan tinggi tidak mengalami
kemunduran setiap tahunnya.
Catatan:
Tulisan ini hanya merupakan opini saya semata.
Senin, 26 September 2016
How to spend days in Bangkok
1. Tiket Pesawat
Ini adalah hal yang sangat penting, kecuali go-jek sudah bisa layanan internasional. Waktu itu gue pake Air-asia karena emang full paid sama pihak KMUTT. Jadi itu emang udah mepet, pihak KMUTT membooking tiket H-2 dengan harga 3 juta buat round-trip. Kalau orang-orang rajin biasanya mantengin situs Traveloka, Garuda Indonesia, Air Asia, buat cari tiket promo yang jauh lebih murah. Buat yang mutusin backpacking ke Thailand, gue sangat menyarankan buat book Air Asia karena cheaper than those fancy airline. Apalagi kalo yang tidak membawa koper dan cukup dengan carrier yang bisa dibawa ke kabin. Sangat-sangat ekonomis.
![]() |
Air Asia pilihan terbaik untuk kantong pas-pasan. |
Buat orang-orang yang sangat hemat dan tidak ingin mengeluarkan uang lebih di money changer bandara, sangat disarankan menaruh uang di ATM. Rate Rupiah-Bath yang ditawarkan lebih menguntungkan kalau narik dari ATM. Waktu itu gue kan belum nukar uang sama sekali, jadi terpakasa pakai jasa changer di Bandara dengan rate 1 bath = 500 rupiah. Sedangkan, kalau tarik dari ATM bisa di angka 380 walaupun dengan biaya administrasi yang flat 200 (sekitar 80 ribu) bath sekali tarik.
Sangat tidak disarankan jika tidak menyiapkan segalanya (rute, stasiun berhenti, dsb) untuk menggunakan bus kota. Rutenya mungkin akan sangat jelas, riset yang mendalam sangat diperlukan ketika akan menggunakan sarana ini. Lain hal dengan MRT yang memiliki stasiun terintegrasi sehingga banyak sekali informasi yang didapatkan. Taksi merupakan pilihan yang terbaik dari segi keamanan dan area jangkauan. Walaupun harus berhati-hati terhadap penipuan yang biasa dilakukan supir taksi. Sedangkan MRT tidak menjamah seluruh area bangkok.
4. Makanan
Thai foods are irresistible . Jangan lewatkan menyicipi makanan enak yang sulit dilupakan. Tom yum, Nasi ketan mangga, Hoytad dan masih banyak lagi bisa ditemukan di penjuru kota Bangkok. Tidak perlu cemas kalau-kalau akan dibuat bangkrut karena semaunya sangat murah, bahkan beberapa makanan harganya lebih murah dibandingkan dengan di kota-kota besar Indonesia.
![]() |
Hoytad, sejenis omelet isi kerang dengan sisipan toge disiram saus asam manis |
5. Budaya
Jangan berhenti di suatu tempat eh cuman foto-foto selfie sama temen-temen. Akhirnya waktunya terbuang dengan bonus ratusan foto di kartu memori. Sempatkanlah untuk melihat dengan mata kepala sendiri dan resapi apa yang ada di sekitar. Kalau perlu cobalah untuk berinteraksi dengan masyarakat kota Bangkok. Walaupun sangat jarang yang bisa bahasa inggris, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?
Jangan berhenti di suatu tempat eh cuman foto-foto selfie sama temen-temen. Akhirnya waktunya terbuang dengan bonus ratusan foto di kartu memori. Sempatkanlah untuk melihat dengan mata kepala sendiri dan resapi apa yang ada di sekitar. Kalau perlu cobalah untuk berinteraksi dengan masyarakat kota Bangkok. Walaupun sangat jarang yang bisa bahasa inggris, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?
Bangkok pinggiran, diambil dari kampus KMUTT |
Grand Palace, destinasi wajib pagi pelancong seluruh dunia. |
Depan Grand Palace, dan waktu itu suhunya sampai 39 derajat celcius |
Ceritanya ikut mendengarkan guide yang sedang menjelaskan dengan bahasa Thailand |
Sangat disarankan juga untuk membaca buku Lonely Planet yang isinya super lengkap. Mulai dari budaya, do's and dont's, dan masih banyak lagi. Walaupun memang harganya sedikit mahal tapi isinya sangat-sangat membantu untuk get lost di Bangkok. Ngomong-ngomong pdfnya tersebar di mana-mana loh hehehe.
Sabtu, 23 April 2016
Fisika, siapa takut?
Di
acara ini setiap orang memilih fakultas serta jurusannya masing-masing karena
pada dasarnya kita akan membuat penelitian sesuai bidangnya masing-masing. Pada
pertama kali saya mendaftar untuk jurusan teknik kimia. Sampai pada akhir
pengumuman siapa saja yang lolos, teknik kimia masih menyertai nama saya.
Ketika
datang ke acara ini tepat pada hari kedua saya diberi tahu bahwa saya
dipindahkan dari teknik kimia ke departemen lain. Rasanya agak sedikit kecewa
tetapi juga penasaran karena saya baru diberitahu akan dipindahkan kemana pada
esok harinya.
![]() |
Setelah Reaksi |
Esok
harinya saya diberitahu bahwa departemen saya menjadi fisika dengan fakultasnya
ilmu sains murni. Teman-teman saya bahkan kaget dengan kepindahan saya ini
mungkin karena ya fisika. Sebenarnya kesalahan saya juga bisa dipindahkan ke sini.
Saya menulis kolom alasan memilih jurusan teknik kimia dengan “Karena saya
menyukai fisika dan kimia, maka saya rasa Teknik kimia merupakan pilihan yang
tepat” walaupun terdengar dangkal tetapi memang itu yang saya tulis. Akhirnya
saya harus menempati departemen fisika karena salah satu perwakilan Vietnam
yang berada di departemen fisika tidak jadi hadir di camp ini.
Mempelajari
fisika tingkat SMA saja rasanya sudah susah apalagi belajar fisika disini. Mungkin
hal tersebut selalu terbesit selama beberapa sebelum memasuki ruangan
laboratorium. Tetapi setelah melakukan beberapa observasi, fisika tidak sesulit
yang dibayangkan. Setelah memasuki laboratorium serta mengikuti beberapa sesi
praktikum, saya lalu diberitahukan mengenai projek yang akan saya lakukan.
Pembimbing saya menjelaskan projek saya mengenai Silver Nanowire. Sebenarnya projek tersebut merupakan projek
pembimbing saya dengan sedikit modifikasi. Silver
nanowire adalah sebuah kawat nano yang berasal dari reaksi tembaga dan
perak nitrat. Pada penelitian ini, tembaga ditaruh pada kaca ITO dan diberikan
sumber listrik ketika reaksi berlangsung. Saya menganalisis hasil pemberian
sumber listrik tersebut terhadap proses sintesis silver nanowire.
![]() |
Kumpulan Kaca ITO |
Menurut
saya, para pembimbing saya memberikan banyak sekali bantuan dalam penelitian
tersebut. Kadang saya merasa membebani mereka yang mau meluangkan waktunya
untuk saya seorang. Baik banget kan?
Jadi,
pembimbing saya yang pertama itu adalah Dr. Tula Jutarosaga seorang professor
Fisika lulusan S3 Amerika. Impressi saya pertama ketemu adalah akhirnya ketemu
orang Thailand yang ngobrol bahasa inggris dengan aksen yang bersih. Jadi
hampir semua penjelasan yang beliau katakan saya paham. Terus, beliau bahkan
mengira saya berasal dari sekolah internasional dan ia terus memuji bahasa
inggris saya. Padahal kalau kalian ingin tahu bahasa inggris saya masih
pas-pasan loh. Sayangnya beliau tidak bisa sering menemani saya selama kegiatan
tersebut karena padatnya jadwal sebagai seorang dekan fakultas mipa.
Pembimbing
kedua saya yakni Miss Chanika atau biasa saya panggil Miss Gib. Dia adalah
murid S2 yang sabaran banget buat ngajarin saya selama kegiatan ini. Kebetulan
dia sedang mengerjakan projek untuk tugas akhir dan sering banget ada di Thin
Film Room. Ohya Thin Film Room itu juga menjadi salah satu markas utama saya di
kampus Bangmod hehehe.
Pembimbing
ketiga saya adalah Mr. Ekkhapop atau Ackapop. Beliau adalah salah satu tenaga
pengajar di jurusan fisika. Beliau juga sabaran banget buat ngajarin saya
banyak hal mulai dari lab fisika dasar yang isinya seabrek sama sistem
sputtering. Nah kalau beliau sih tempatnya ada di lab sputtering biasanya
ditemenin sama Mr. Panin. Jadi mesin sputtering itu fungsinya untuk melapisi
kaca tipis dengan berbagai macam zat sesuai kebutuhan. Lapisan yang dihasilkan
itu tipis banget ukurannya sekitar nanometer. Biasanya sesi pagi hari bakal
sama Ms. Gib baru deh sorenya sama beliau. Yang masih sekarang saya ingat
adalah beliau selalu mentraktir kopi di Science Learning Center. Salah satu
tempat nongkrong anak fakultas sains yang tempatnya asik banget. Pokoknya
beliau baik banget deh!
Fisika
yang saya kira sangat sulit ternyata ada salahnya juga. Saya merasa sangat
beruntung bisa dipindahkan ke jurusan ini karena mungkin saya menemukan banyak
hal berharga di kegiatan ini bersama ketiga orang tersebut. Jadi kangen deh…
Recalling
Kata orang pengalaman berharga itu tidak pernah bisa dibayarkan dengan sebesar uang manapun. Pengalaman 26 hari saya di Thailand telah membuktikannya.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya mengunjungi Negara yang terkenal akan vihara serta makanan yang tidak disangsikan rasanya. Sampai pada saat perwakilan dari KMUTT datang ke sekolah saya memberikan presentasi, saya sangat menginginkan pengalaman ini. Mereka datang ke beberapa Negara untuk mempromosikan universitasnya dengan acara 2B-KMUTT Camp. Sebuah kemah musim panas yang bertujuan mengenalkan lingkungan kampus dengan penelitian sebagai salah satu kegiatannya.
![]() |
Logo yang dipakai setiap tahun |
KMUTT sebuah universitas yang berbasis teknologi dan riset. Universitas tersebut memiliki 4 kampus yang berada di Bangkok tepatnya Bangmod, Bang Khu Tien, Ranchaburi, dan satunya lagi saya lupa. Kampus intinya berada di Bangmod yang merupakan salah satu distrik di kota Bangkok.
2B-KMUTT Camp ini sendiri dihadiri oleh sekitar 150 siswa dari penjuru Thailand serta 17 siswa berasal dari berbagai Negara. Kebetulan tahun ini Indonesia menyumbang sebanyak 7 orang, sedangkan sisanya berasal dari Vietnam, Jepang, India, dan Filipina. Terdapat peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 9 orang siswa dari Indonesia dan beberapa orang dari Myanmar.
Kegiatan yang dilakukan selama 26 hari ini bermacam-macam. Awalnya saya kira hanya akan berada dalam siklus belajar-penelitian-belajar tetapi itu tidak sepenuhnya benar. Memang senin-jumat biasanya dihabiskan dengan belajar dan membuat penelitian. Tetapi, hari sabtu-minggu adalah waktu bersama senior dan anggota camp lainnya. Kegiatanya macam-macam mulai dari acara menari yang katanya merupakan tarian asli Thailand, olahraga antar tim, dan bahkan jalan-jalan ke pusat kota Bangkok. Seperti liburan bukan?
Jalan-jalan merupakan bagian yang saya sukai dari acara ini. Terjebak di asrama yang harus menggunakan bus selama 45 menit untuk sampai ke kampus inti membuat saya jenuh. Tahun ini semua peserta camp ditempatkan di asrama yang terletak di Bang Khu Tien, daerah ini terletak paling selatannya kota Bangkok. Pemandangan yang dapat dinikmati selama perjalanan adalah sejenis empang (saya tidak tahu nama aslinya), semak-semak, dan kedai-kedai kecil. Tidak ada bangunan megah ataupun bangunan yang menutupi sinar matahari kalau sedang berjalan di bawahnya.
Jauh dari pusat kota memang memiliki keuntungan sendiri. Saya menemukan kententraman dan perasaan damai selama berada di asrama. Akan berbeda rasanya jika berada di Bangmot yang padat serta ramai.
Perjalanan ini memberikan sebuah pengalaman yang tidak akan dilupakan dalam hidup saya. 26 hari tersebut membuka mata, hati, dan telinga saya terhadap dunia ini. Terdapat banyak hal yang akan saya ceritakan tentang perjalanan ini. Tulisan ini merupakan gerbang dari proses pemanggilan kembali ingatan-ingatan tersebut. Seseorang pernah berkata bahwa “salah satu cara untuk tidak melupakan ingatan adalah dengan menulis”. Cara tersebut akan saya coba agar ingatan berharga ini tetap ada selamanya sebagai tanda bukti sebuah pengalaman yang pernah saya lalui.
Jumat, 04 Maret 2016
2016
Penghabisan dari kalender itu
biasanya ditandai dengan banyak sekali resolusi yang dibuat. Entah itu sebuah
resolusi yang sederhana ataupun sesuatu yang jauh di atas sana. Banyak orang
yang percaya bahwa resolusi dapat menjadi penyemangat dalam menjalani lembaran
baru. Tidak sedikit juga yang hanya semangat pada awal pembuatannya tetapi lupa
setelahnya. Kemudian akan mengulang kegagalan yang sama pada tahun selanjutnya.
Saya ingat bahwa resolusi saya
beberapa tahun ke belakang cukup sederhana, yakni menghargai waktu. Waktu yang
berlimpah ini kadang kita lupakan keberadaannya. Kita hanya bisa
menghabiskannya tanpa memaknai lebih atas penguranganya yang berjalan terus
menerus. Sampai pada suatu titik dimana kita merasa ada yang salah pada diri
kita dan berusaha untuk merubahnya. Begitulah bagaimana resolusi saya ini
dibuat, saya merasa ada sesuatu yang salah pada diri ini.
Melihat ke belakang lebih jauh,
saya dapat melihat diri saya sebagai orang yang ceroboh. Saya lebih senang
menghabiskan waktu untuk leyeh-leyeh.
Berbaring di kasur yang empuk dan tidak melakukan apa-apa. Saya merasa bahagia
kala itu tanpa menyadari bahwa waktu yang saya miliki terbuang tanpa sesuatu
yang berarti. Walaupun di sela kegiatan tersebut saya mencoba untuk menikmati
buku, film, dan banyak hal yang menurut saya itu menyenangkan.
Kejenuhan pada akhirnya muncul
pada kondisi ini. Terbersit di pikiran saya bahwa saya harus melakukan hal lain
yang dapat berarti lebih, bukan sekedar sebuah kondisi dimana hasrat untuk
mendapatkan kesenangan itu terpenuhi. Saya akhirnya mencobai memaknai hidup.
Hidup yang terus ditunggui oleh
waktu ini kadang membuat saya jenuh dan waktu itu sendiri pun merasa hal yang
sama. Melihat saya melakukan kegiatan yang datar dan bisa ditebak kelanjutanya
sungguh pemandangan yang suram.
Memaknai hidup
menurut saya adalah merasakan kebahagiaan tanpa bantuan dari benda-benda yang
bersifat material. Benda-benda yang bersifat fana dan tidak benar-benar membuat
saya bahagia. Alih-alih membuat bahagia, benda-benda ini lambat laun membuat
saya tidak bahagia karena ingin sesuatu yang lebih. Sesuatu yang sama-sama
bersifat material dan biasanya hanya dilapisi oleh kemasan baru.
Hingga pada
tahun 2015 kemarin saya membaca buku yang bagus. Sebuah buku yang membuat saya
tergugah untuk menjadi pribadi yang lebih bahagia. Tanpa harus berjibaku ke
dalam suatu hal-hal yang bersifat kesenangan sesaat. Buku tersebut akhirnya
membantu saya untuk lebih bahagia dengan waktu yang relatif ini.
Pikirkan sebuah
teh yang murah bahkan dapat memberikan kebahagian pada diri individu. Menyeduh
teh tersebut pelan-pelan sambil menghirup aromanya sungguh membuat kejernihan
serta ketenangan dalam hati saya. Menyeruputnya sedikit demi sedikit serta
menikmati setiap tegukannya. Bahkan ritual ini saya sering lakukan ketika
stress menyerang.
Bukankah
kebahagian itu sederhana? Kita sendiri yang hanya bisa membuatnya rumit seperti
benang-benang kusut yang sulit diatur. Mengomel sana dan sini dan hanya
menghabiskan waktu untuk meminta sesuatu yang bersifat sesaat tersebut. Padahal
bila kita berdiam sejenak dan melihat sekitar kita, kita akan menemukan
kebahagian itu sendiri.
Kebahagian yang
murah tetapi dapat bertahan dan bermakna lebih lama. Sesuatu tersebut akan
selalu ada untuk kita. Tidak pernah dirinya pergi untuk meninggalkan kita
seperti hal yang mewah tersebut. hal-hal mewah tersebut setelah diyakini telah
habis masa gunanya akan dibuang sia-sia. Pada akhirnya kita kembali membuat
rasa keingan untuk barang-barang lainya.
Begitulah
siklus sebuah manusia yang mendamba sebuah materi. Tidak pernah luput dari hal
yang sifatnya bisa ditebus dengan sebuah uang. Setiap hari hanya berusaha untuk
mendapatkan ini itu padahal semuanya bisa digantikan dengan sesuatu yang
bernama hidup sederhana.
Bukankah begitu
nikmatnya hidup tanpa bergelayutan telepon sana-sini yang terus-terusan
memanggil. Atau hanya sekedar tumpukan kerjaan yang sudah memanggil kita untuk
menemaninya.
Itulah mengapa
tahun ini saya akan mencoba hidup lebih sederhana. Tanpa sesuatu yang bersifat
fana semata.
Jumat, 27 November 2015
Berjalan Kaki
Berjalan kaki merupakan hal krusial pada diri setiap manusia. Jalan kaki sendiri merupakan
cara untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa bantuan alat. Bahkan,
semua mahkluk hidup yang memiliki kaki melakukan hal ini.
Akhir-akhir ini saya sangat menikmati berjalan
kaki. Saya merasakan kenikmatan di setiap langkahnya. Saya bahkan menulis
berjalan kaki sebagai kegemaran sekarang. Memang, setiap saya berjalan kaki
otakku terus berpikir dan merenung tentang hidup. Hal tersebut bahkan tidak
kudapat ketika melsayakannya di kamar sendirian.
Berjalan kaki di bawah pohon-pohon yang tinggi
salah satu kunci menemukan kenikmatan tersebut. Udara yang melimpah serta
keteduhan dari sang tiang organik tersebut membuat tubuh serta pikiran jernih. Saya
bahkan dapat berpikir banyak hal ketika berjalan kaki. Walaupun,
pikiran-pikiran tersebut kadang tidak berarti.
Udara sejuk tidak hanya membuat pikiran jernih,
tetapi lebih dari itu. Udara segar yang melimpah ruah itu dapat menjaga
kesehatan tubuh kita. Apalagi ditambah dengan gerakan periodik kaki kita selama
berjalan. Semuanya menjadi kesatuan perawatan tubuh yang tak ternilai. Bahkan
mahalnya harga masuk ke tempat pusat kebugaran tubuh tidak dapat memberikan
manfaat seperti berjalan kaki. Toh, tempat tersebut pasti dipasang banyak
pendingin ruangan yang tidak baik untuk kita.
Berjalan kaki kadang dapat memunculkan kenangan
nostalgia. Berjalan kaki menelusuri jalan yang memiliki kenangan hidup kita
akan menimbulkan hal tersebut. Apalagi jalan tersebut jalan yang menyaksikan
kita tumbuh dewasa, sibuk pergi ke kantor, dan bahkan menyaksikan kita sedang
bersama pasangan.
Saya juga menemukan sesuatu yang membuatku
sadar. Ketika saya berjalan kaki, saya merasa dekat kepada Tuhan. Seakan energi
tuhan terus mengalir ke diriku selama berjalan kaki. Hal tersebut yang membuat
sisi spiritualku semakin sehat. Saya menemukan kedamaian dalam hidup. Kedamaian
yang bahkan jarang saya dapatkan ketika bermeditasi ataupun menyendiri di
kamar. Rasa damai itu bahkan membuat saya ketagihan untuk terus berjalan.
Langganan:
Postingan (Atom)